Friday, November 25, 2011

Psikologi Budaya Jawa

Berhubung besok quiz Psikologi Budaya Jawa dan saya males belajar, muncullah niat untuk bikin postingan tentang makul ini, biar sekalian naikin statistik belajar (#edisiInsaf). Sejujurnya saya bingung dengan bahan yang akan diujikan besok akibat catetan yang tidak berstruktur dan tidak sistematis.
Berbicara tentang Psikologi Budaya Jawa tidak lepas dari membicarakan orang Jawa itu sendiri. Tidak dipungkiri, kebudayaan Jawa memang selalu berkaitan dengan hal-hal yang bersifat mistis dan gaib. Nah, peran Psikologi Budaya Jawa di sini adalah untuk melihat fenomena tersebut melalui sudut pandang keilmuwan. Sebenarnya banyak hal positif yang bisa diambil dari kebudayaan yang bersifat magis dan mistis tadi, seperti :
  • Segala sesuatu itu meliputi kemauan, usaha, dan doa
  • Manusia hendaknya tidak suka menunda pekerjaan (penjabaran tentang buku Babad Tanah Jawi)
SIFAT ORANG JAWA
  • Pada jaman dahulu, sifat-sifat yang dianggap luhur, yaitu sabar, narimo, dan rilo
  • Pekerja keras, tekun, hemat, sabar
  • Tunduk pada aturan, taat kepada Tuhan dan bergantung kepada pemimpin
Orang Jawa menganggap ada dua dunia :
  1. Jagad Gedhe --> merupakan dunia dan seisinya. Terdiri dari empat komponen air, angin, api, udara
  2. Jagad Cilik    --> berisi manusia dan unsur-unsurnya (air, angin, api, tanah, udara)
TIGA GOLONGAN ORANG JAWA
  1. Priyayi (bangasawan)
  2. Santri (rohaniawan)
  3. Abangan (orang biasa)
FUNGSI EGO DALAM PSIKOLOGI BUDAYA JAWA
Manusia dilahirkan dengan ego dan memiliki ego yang kuat. Manusia mengenal dirinya sendiri melalui ego. Namun manusia juga harus dapat mengendalikan egonya sendiri.
Ego mempunyai hubungan timbal balik dengan lingkungan. Ego dipengaruhi oleh lingkungan. Dan sebaliknya, lingkungan juga dapat dipengaruhi oleh ego. Manusia yang tidak memiliki ego yang kuat akan mudah dipengaruhi oleh lingkungan. Oleh karena itu, manusia seharusnya memiliki ego yang kuat agar bisa mempengeruhi lingkungan, bukan dipengaruhi lingkungan.
Contoh :
Bagaimana agar tidak terpengaruh dengan adanya fenomena-fenomena mistis seperti praktek dukun, terutama di daerah pedesaan atau pedalaman.
Dengan memiliki ego yang kuat, seorang mahasiswa dapat lebih kristis dengan segala sesuatu yang ada di sekitarnya.
Dalam masyarakat misalnya, seorang petani yang menanam satu jenis tanaman saja pada waktu tertentu saja (musimnya). Namun ada juga petani  menanam lebih dari satu jenis tanaman sehingga bisa berhanti-ganti menurut musimnya. Maka petani pertama adalah contoh seseorang yang melakukan pekerjaan apa adanya, menuruti kebiasaan orang-orang terdahulu. Sedangkan petani kedua mampu bekerja dengan menggunakan kesadaran (ego) sehingga ia memiliki inisiatif untuk dapat memperoleh keuntungan lebih.
Ego tergantung pada diri sendiri. Keputusan baik atau salah ditentukan oleh diri sendiri. Orang lain hanya sebatas membantu.

Tiga Macam Mimpi Menurut Orang Jawa
  1. Mimpi Titiyoni           --> mimpi di waktu sore menjelang malam hari, tidak ada maknanya
  2. Mimpi Gondoyoni    --> mimpi di tengah malam, kadang dianggap bunga tidur, kadang dianggap sebagai firasat
  3. Mimpi Puspo Tajem --> mimpi menjelang pagi hari, dianggap pasti terjadi
Mimpi yang merupakan firasat biasanya merupakan kebalikan dari kenyataan. Jika kejadian buruk yang dialami dalam mimpi, maka yang terjadi biasanya justru kejadian yang baik. Misalnya, mimpi digigit ular, berarti akan ketemu jodoh.

"Manunggaling Kawula Gusti"
Menurut kepercayaan orang Jawa, antara manusia dan Tuhan merupakan satu kesatuan. Ada 'aku' dalam Tuhan dan ada Tuhan di dalam 'aku'. Tuhan itu mengauasai jagad cilik dan jagad gede. Menurut paham kejawen, unsur Tuhan bersatu dengan manusia. Agar tuhan bisa menjaga jagad cilik dan jagad gede. Menjaga di sini sama dengan bersatu.
  • Unsur-unsur Tuhan yang merupakan unsur-unsur kebaikan. Unsur-unsur dari Tuhan yang dimiliki oleh orang Jawa, yaitu : Nyawa, Sukma, Jiwa, dan Batin
  • Unsur lahiriah, yaitu badan atau wadah (fisik/tubuh) yang terdiri atas unsur : Air, Api, Angin, dan Tanah
Unsur lahir jika mati akan kembali ke jagad gede, sedangkan jika unsur Tuhan mati akan kembali ke Tuhan.
Mati yaitu terpisahnya unsur satu dan unsur dua. Cara mati, sakit tidaknya tergantung dari amalannya selama ia hidup. Menurut orang Jawa, orang yang mati itu hidup kembali. Ia berada di alam lain dan alam sekarang.

Hierarki Manusia Berada di Tengah-tengah antara Unsur Fisik dan Unsur Psikis
Manusia dilihat dari luar memliki rasa, sukma, dan urip. Namun sebenarnya, lahir dan batinnya merupakan satu kesatuan eksistensi dan mempunyai inti yang secara esensial memiliki eksistensi.
Hakikat manusia adalah Tuhan. Maka Tuhan dan hakikatnya merupakan rahasia Tuhan. Keadaannya paling samar namun juga paling hakiki.
Manusia di dunia ini hanya mampir ngombe (hidup di dunia hanya sebentar, hidup yang kekal adalah setelah ia mati). Dan manusia akan terlahir pada dunia lain.
Orang Jawa tidak bisa hidup seenaknya. Mereka banyak yang melakukan pertapaan dan puasa dengan melibatkan unsur fisik dan psikis.

1 comment: